"Apapun yang
terjadi takkan ku lepaskan tanganmu. Bila kau ingat aku, dengar lagu kita,
aku kan menemani sampai kau tertidur. Bila kau ingat aku, pandanglah langitmu,
satu cahaya bintang, itulah diriku. Aku kan menjelma menjadi semua yang kau mau.
Apapun yang terjadi aku kan berada tepat disisimu. Apapun yang terjadi takkan
ku lepaskan tanganmu. Bila kau inginkanku sabarlah menunggu, takdir akan
menjawab semua penantian kita."
Aku akan
menyapa setiap pagimu dan menyemangati harimu, hingga jadi rutinmu. Aku akan
menyapa malammu sebelum kamu tertidur, karena saat
itulah aku ingin ceritakan hariku dan mendengar harimu, saat itulah aku ingin
ungkapkan rinduku juga impianku, impian kita bersama.
Sebagai kekasih, aku
mungkin akan mengeluh saat kau tak ada waktu untukku. Tetapi, sebagai kekasihmu,
aku juga akan memberi banyak ruang dan waktu untukmu bersama keluarga dan
teman-temanmu. Sebagai kekasihmu, aku tidak akan bosan menanyakan kabarmu,
masalahmu, bukan karena penasaran, tetapi karena aku ingin tahu bahagia dan
sedihmu.
Sesekali akan kubuat kamu tersenyum dengan kejutan manisku, dan
sesekali akan aku kejutkan kamu dengan pertanyaan sulitku, bukan untuk
menyudutkanmu, tetapi untuk mengingatkanmu. Jika sesekali aku ingin kamu
berjuang, percayalah, itu untuk masa depanmu. Jika sesekali aku ingin kamu
berusaha berubah, percayalah, itu untuk kebaikanmu, karena aku telah mendengar
impian-impianmu. Aku akan berusaha mendengar dan memahami isi hati dan
pemikiranmu. Aku juga akan mengatakan apa adanya sebagai tanggapannya, karena
kamu berhak mendapatkan itu.
Aku tahu, kakiku tidak akan mampu mengisi sepatumu
dengan sempurna, karena ukuran kaki kita berbeda, tetapi aku akan berusaha
mencobanya terlebih dahulu, sebelum mengatakan ‘tidak pas’, tak muat, atau
terlalu longgar untukku.
Sebagai kekasihmu, sesekali aku akan marah, akan
kecewa, akan menangis. Mungkin aku akan insecure, mungkin akan cemburu, meski
aku sudah berusaha menutupi. Saat aku lelah, saat aku terlalu khawatir, mungkin
aku akan menanyakan banyak hal darimu. Bisa saja pertanyaannya sangat bodoh,
bisa saja tak masuk akal bagimu. Semoga kamu mau bersabar untukku. Aku mungkin
akan membuatmu kesal. Tetapi karena aku tak mampu membaca pikiranmu, aku ingin
kamu mengatakannya untukku. Saat kita berselisih, aku akan berusaha bersikap
adil, dan salah satu dari kita akan saling mengalah, dan salah satu dari kita
akan selalu tahu waktunya untuk itu.
Sebagai kekasihmu,
aku akan memperlakukanmu sebagaimana aku ingin diperlakukan olehmu. Aku ingin
segala yang terbaik untukmu, meski aku tahu, tidak semuanya akan berjalan
mulus, namun aku tetap akan mencoba berjuang untukmu, untukku. Aku tidak bisa
berjanji menjadi kekasih yang sempurna seperti yang kamu mau, tetapi sebagai
kekasihmu, aku akan mencoba menjadi yang terbaik.
0 komentar:
Post a Comment